Selamat datang di Agen Listrik PLN Prabayar

Listrik Prabayar Mulai Eksis di Wamena

0 komentar


Distrik Wamena, di Kabupaten Jayawijaya, Papua merupakan wilayah pertama di Indonesia yang 100 persen warganya menggunakan listrik prabayar. Semua rumah-rumah di sana, termasuk pemilik rumah tradisional Papua, Honai, tak ketinggalan membayar listrik ala sistem beli pulsa ini.

"Itu sejak Oktober tahun 2011. Meyakinkannya lama, setahun," kata Deputi Manajer Korporat PLN Wilayah Papua dan Papua Barat, Mangatas Hutabalian di kantor PLN Wilayah Papua dan Papua Barat, Jalan A Yani, Papua, Selasa (12/2/2013).

Mangatas menjelaskan, untuk meyakinkan penduduk Wamena yang masih sangat tradisional, maka dipilihlah rumah Bupati Jayawijaya sebagai proyek percontohan. Ketika warga Wamena sudah melihat dengan mata kepala sendiri manfaat listrik prabayar, maka mereka baru mau menggunakan sistem itu.

"Mayoritas itu migrasi ke listrik prabayar, bukan pasang baru. Makanya dari yang paling terbelakang menjadi yang terdepan," jelas dia.

Mangatas membandingkan, di Jakarta saja, tak semua pelanggan PLN mau bermigrasi ke sistem listrik prabayar ini.

Sementara Manajer PLN Rayon Wamena Yohanis S mengatakan, 100 persen itu setara dengan 8 ribu-9 ribu warga, termasuk mereka yang tinggal di rumah adat.

"Iya, termasuk yang di rumah Honai itu. Itu satu rumah bisa tiga sampai lima kepala keluarga," imbuh Yohanis.

 Lantas apakah infrastruktur pembayaran listrik pra bayar ini sudah tersedia? "Banyak. Ada bank BRI, Danamon, Mandiri dan banyak agen-agen downline dari BRI," jawabnya.

Biasanya, masyarakat datang ke kantor-kantor bank atau menemui agen-agen pembayaran listrik pra bayar perpanjangan tangan dari bank. Harganya, sama, sekitar Rp 800-an per KwH.

Wamena bisa ditempuh 50 menit penerbangan dari Bandara Sentani, Jayapura. Kendati cuma 30 menit penerbangan, tarif tiketnya mencapai Rp 700 ribu-Rp 800 ribu dengan pesawat kecil berbaling-baling. Ibu kota Kabupaten Jayawijaya yang terletak di Lembah Baliem ini bisa dikatakan akan berkembang, belum banyak kendaraan bermotor di distrik ini.

Di pusat kotanya, dekat dengan Bandara Wamena, sudah ada pasar, dengan sederet ruko. Kendati tidak terlalu besar, namun ramai dengan orang-orang yang berdagang hasil alam mulai dari pinang, jeruk dan barang-barang industri kebutuhan sehari-hari. Ada yang berdagang di toko, ada pula yang digelar di atas tikar.

Tak jarang, para pedagang, kebanyakan perempuan, memanggul hasil dagangan hasil alam dengan noken, tas tradisional masyarakat Papua, yang dibawa dengan dicantolkan di atas di kepala. Tak jarang mereka jalan berkilo-kilo meter, bertelanjang kaki untuk mencapai pasar itu. Binatang peliharaan seperti babi dan anjing berkeliaran.

Rumah-rumah penduduk ada yang terkumpul di pusat kota dekat pasar, namun ke pedalaman, tampak rumah-rumah itu bisa berjauhan jaraknya, sekitar ratusan meter jarak antar rumah. Di sela-selanya, masih hutan atau kebun warga. Ada rumah gedong yang memakai batu-bata, ada rumah kayu, ada pula Honai, rumah adat Papua yang memakai atap rumbia yang berbentuk seperti jamur.

Pegunungan Jayawijaya yang mengelilingi Wamena membuat pemandangan di wilayah ini sangat indah. Udaranya pun masih segar. Saat menuju Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Walesi 6 & 7 yang sudah beroperasi sejak Oktober 2012 lalu, tampak Sungai Woma yang lebar sekitar 15 meter dengan jeram-jeram mengalirkan air yang deras. Tampak penduduk mandi hingga memandikan sepeda motornya.

Manager PT. PLN Rayon Wamena, Yohanis Soedarmono, T.S,Sos mengatakan, hingga awal tahun 2013 semua pelanggan PT. PLN Rayon Wamena sudah 100 persen menggunakan kartu prabayar. Hingga saat ini jumlah pelanggan listrik PT. PLN Rayon Wamena berjumlah 200.000 pelanggan.
Dikatakannya disela-sela peresmian sarana kelistrikan dan program unggulan PT. PLN Papua dan Papua Barat, Kamis (14/2), di Kabupaten Wamena sudah tidak ada lagi Listrik Desa (Lindes). Tetapi semua sudah terpusat pelayanan pada satu mesin pembangkit listrik alias “Solutif“ langsung dari mesin milik PT. PLN Rayon Wamena.  

Sementara hingga saat ini PT. PLN Rayon Wamena hanya didukung dengan tenaga personalia sebanyak 51 karyawan. Namun dengan menggunakan kartu prabayar sudah tidak ada lagi petugas yang mencatat meteran.  Tetapi semua kita siapkan untuk menjaga kerusakan mesin dan gangguan alam lainnya yang bisa menyebabkan adanya pemadaman.

Dan untuk diketahui semua pihak bahwa Listrik Prabayar (LPB) di Kabupaten Wamena intinya menggunakan LPB agar ada transparansi. PT. PLN tidak rugi tetapi juga para pelanggan dan pada intinya sama-sama jujur, baik PT. PLN sebagai pelayan dan pelanggan sebagai pengguna jasa listrik. Sehingga untuk program ke depan bagi PT. PLN Rayon Wamena akan diperbanyak tempat penjualan pulsa listrik yang siap melayani 1x24 jam di seluruh Kabupaten Wamena.

“Untuk pelanggan yang sudah dikenal saat ini dapat dilayani via telepon, jika itu malam hari dan pelanggan tersebut akan datang besok harinya untuk membayar di loket atau tempat penjualan pulsa listrik,” tutur Yohanis.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Cara Gampang | Creating Website | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011-2013. PLN Prabayar - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger